Rabbi Leopold Cohn, D.D.
Lahir di kota kecil Bereza, disebelah selatan Hongaria. Dari keluarga Yudaism (berpegang kepada ajaran Musa dan Talmud). Pada suatu kali malapetaka besar menimpa mereka, kedua orang tuanya meninggal pada tahun yang sama. Dia tidak mengerti mengapa itu terjadi kepadanya mereka sekalipun ia percaya kepada Elohim dengan segenap hatinya.
Pada usia delapan belas ia lulus dari akademi Talmud dengan mendapat bea siswa dan rekomendasi sebagai guru hukum Taurat yang layak.
Tahun ketahun ia berdoa dan menyelidiki di dalam pengharapan menemukan pemecahan masalah kehidupan bangsanya sambil menunggu penebusan melalui datangannya Ha Mashiah. Orang Yudasim percaya bahwa Yeshua / Yahshua / Yesus belum datang. Bagian dari saat teduh paginya ialah pengulangan 12 tulisan kalimat Ibrani, yang menyatakan:
“Saya percaya dengan sebuah iman yang sempurna pada datangnya Ha Mashiah, meskipun Ia berlambat-lambat, namun akan saya tunggu hari kehari untuk kedatangan-Nya.”
Waktu kedatangan Ha Mashiah
Mengapa Ha Mashiah berlambat-lambat? Kapan Dia akan datang?” Pertanyaan seperti ini terus menggangu pikiran rabbi muda ini. Suatu hari ketia ia menyelidiki buku Talmud, ia menemukan suatu kalimat,
”Dunia akan ada 6000 tahun. Akan ada 2000 tahun kebingungan, 2000 tahun di bawah Taurat, dan 2000 tahun masa Ha Mashiah.”
Dengan gairah baru ia membuka rulisan-tulisan Rashi (Rabbi solomon ben Isaak, 1040-1105) menemukan: ”Setelah 2000 tahun, Ha Mashiah akan datang dan kerajaan-kerajaan yang jahat akan ada dihancurkan.” Setelah ia selesai degan buku yang berat ini pemecahan dari masalahnya nampak kepadanya lebih susah dari sebelumnya.
”Dapatkah itu mungkin,” ia bertanya kepada dirinya sendiri, ”bahwa waktu penentuan Elohim untuk kedatangan Ha Mashiah sudah lewat dan janji sudah tidak terpenuhi?”
Rabbi Cohen berkeputusan untuk meyeldiki nubuatan nabi-nabi, namun tindakannya ini memberi ia ketakutan, sebab menurut ajaran rabbi-rabbi Yudaism mengatakan, ”Terkutuklah tulang-tulang dia yang menghitung–hitung waktu akhir jaman.” Dan dengan tangan-tangan gemetar, berpikir setiap saat untuk ada dipukul oleh halilintar dari langit, namun dengan hasrat yang tidak terbendung, akhirnya ia membuka buku nabi Daniel dan mulai membaca.
Ketika ia sampai pada bab 9, terang mulai turun keatasnya. Dari ayat 24, ia dapatkan bahwa kedatangan Ha Mashiah haruslah ada 400 tahun setelah Daneil menerima pesan nubuatan Tujuh puluh Minggu.
[Daniel 9:24 Tujuh puluh kali tujuh masa telah ditetapkan atas bangsamu dan atas kotamu yang kudus, untuk melenyapkan kefasikan, untuk mengakhiri dosa, untuk menghapuskan kesalahan, untuk mendatangkan keadilan yang kekal, untuk menggenapkan penglihatan dan nabi, dan untuk mengurapi yang maha kudus.]
Ia mulai mempertanyakan keakuratan Talmud. Hal ini menyusahkan hatinya sebagai Rabbi dan pemimpin masyarakat Yahudi, namun ia dihadapkan suatu pertanyaan, ”Akankah saya percaya Firman Elohim, atau harus menutup mata saya kepada kebenaran?” Sejak penemuan yang besar ini, doa yang lebih sering ia ucapkan adalah:
”Engkau membuka mataku, O YAHWEH, sehingga aku boleh terpesona kepada perkara-perkara di dalam Taurat-Mu.”
Pada suatu perayaan Hanukkah, ia harus berkotbat. Tanpa ia sadari apa yang ada di dalam lubuk hatinya keluar pada kotbatnya. Pendengar pada gelisah, mereka saling berbisik… dan akhirnya menjadi suatu protes. Ia berhenti dari kotbatnya yang belum selesai itu. Pelayanannya berantakan. Dan ia memutuskan untuk ke negara Amerika Serikat.
Negara Bebas
Maret 1892, Rabbi Cohn disambut baik oleh bangsa senegaranya, Rabbi Kline dari Synagog Orang Hongaria. Bahkan ia diperbolehkan melayani. Pada suatu hari Sabtu, segera setelah ia tiba, Rabbi Cohn sebagaimana kebiasaanya pada hari Sabat sore, berjalan kaki sambil merenungkan isi kitab suci. Pada Jalan Ghetto , ia melihat pengumuman yang baginya sangat aneh: sebuah gereja dengan undangan tertulis dalam bahasa Ibrani “Pertemuan untuk orang-orang Yahudi.”
[Setan tidak tinggal diam, tentunya] Sementara ia berdiri di depan gereja tersebut, seorang Yahudi memegang tanganya berkata dengan suara ketakutan, “Rabbi Chon, lebih baik pergi dari tempat ini.” Dikatakan kepadanya, “Ada orang-orang Yahudi murtad di gereja itu dan mereka mengajar bahwa Messias sudah datang.”
Ia sebenarnya sudah ingin pergi, namun ketika ia mendengar kalimat terakhir “Messias sudah datang” membuat denyut jantung bertambah, itu mengingatkan ia akan penemuannya pada kitab Daniel di Hongaria. [Sering ketika Setan semakin berusaha menjegal orang mengenal Elohim, hasilnya semakin membuat Setan gigit jari]. Setelah pasti tidak ada orang yang melihat dia, ia cepat-cepat masuk kedalam gereja tersebut, dan diundang untuk kerumahnya.
Hari Seninnya ia mengunjungi kantor gereja tersebut. Ia disambut oleh seorang Yahudi seperti dia, telah dilatih di dalam kepercayaan Talmud. Mengalami keramah tamahan keluarga ini, tanpa ia sadari, ia menemukan dirinya menemukan teman baru dari perjalanannya pencarian Ha Mashiah.
Buku Ha Mashiah
Akhir dari kunjungannya ini, hamba YAHWEH ini memberikan kepada rabbi ini Alkitab Terjemahan Baru berbahasa Ibrani, sambil meminta dia untuk mempelajarinya. Rabbi Cohn membuka kitab ini pada halaman pertama, dimana matanya tertuju pada barisan-barisan pertama dari Injil Matius: Inilah adalah buku silsilah Yeshua Ha Mashiah, anak Daud, anak Abraham. (Mat 1:1 ITB)
Kalimat ini nampak baginya sebagai akhir dari pencariannya yang panjang tentang Messias. Penderitaan-penderitaannya yang ia telah terima; perpisahan dari istri dan anak-anaknya, doa-doa yang meletihkan telah menghasilkan buahnya.
Setelah pamitan dengan tuan rumah dari hamba YAHWEH ini, Rabbi Cohn lari kerumahnya secepat ia bisa dan mengunci pintu kamarnya. Kemudian pada buku diarinya ia mencatat moment itu sebagai berikut:
”Saya mulai membaca pada pukul 11 pagi dan berlanjut sampai pulul satu pagi. Saya tidak dapat mengerti seluruh isi dari kitab itu, tetapi saya dapat sedikitnya melihat bahwa nama Mashiah adalah Yeshua, ia lahir di Betlehem Yehuda, bahwa Ia telah hidup di Yerusalem dan berkomunikasi dengan orang sebangsaku, dan bahwa Ia telah datang seperti waktu yang telah diperkirakan di dalam nubuatan Daniel. Suka citaku tidak terbatas!”
Keterkejutan pertamanya yang sangat buruk terjadi esok paginya, ketika ia menceritakan penemuannya kepad Rabbi Kline, yang telah menawarkan jasa baik kepadanya. Kamu adalah seorang pemimpi yang liar, teriak rekan rabbinya. ”Ha Mashiah yang kamu telah temukan adalah tidak lain dari Yesus orang-orang yang tidak mengenal YAHWEH (Gentiles)”. Kitabnya diambil oleh rekannya dengan kasar dari tangannya, setelah kata-kata kasar keluar dibuangnya kitab Perjanjian Baru itu dan diinjak oleh rekannya. Sekali lagi pikiran dan emosi mengalami konflik. ”Dapatkah itu mungkin bahwa Yeshua Ha Mashiah, anak David, adalah Yesus yang disembah orang-orang yang tidak mengenal YAHWEH (Gentiles)?”
Suatu Ciptaan Baru
Pertanyaan-pertanyaan serius sekarang mengawasi dipermukaan:
”Apakah bisa jadi bahwa Yeshua dan Yesus adalah pribadi yang sama?
Bagaimana akan saya mengasihi ’sesorang yang dibenci’?
Bagaimana akan saya mengotori bibirku dengan nama Yesus, yang siapa pengikut-pengikut-Nya [pemerintah Roma dan Gereja Roma Katolik] sudah menyiksa dan membunuhi saudari-saudaraku melalui banyak generasi?
Bagaimana dapat saya bergabung dengan sebuah masyarakat dari orang-orang yang tidak bersahabat kepada mereka yang adalah dagingku dan darahku sendiri?”
Ini semua sungguh pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu, cukup untuk mencuri damai seseorang. Namun di dalam hatinya terusa ada suara kecil yang terus berbicara dan bekata, ”Jika Dia adalah Messias yang dinubuatkan di dalam Alkitab, maka dengan pasti kamu harus mengasihi Dia, dan tidak ada urusan dengan apa yang orang lain telah lakukan di dalam NAMA-Nya, kamu harus mengasihi Dia.”
Rabbi Cohn memutuskan untuk berpuasa dan berdoa sehubungan dengan dua opini di dalam kepalanya. Saat ia berdoa dan memohon petunjuk, Alkitab di tanganya terjatuh kelantai. Ia membungkukan badannya untuk mengambil kitabnya yang terbuka saat menyentuh lantai. Itu terbuka pada kitab Maleakhi pasal tiga, terbaca:
”Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Yahweh yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia sudah datang, firman YAHWEH semesta alam. (Maleakhi 3:1)
[Kata “sudah” tertulis sebagaimana artikel aslinya]. Ia merasakan Ha Mashiah sendiri menunjukan kepadanya kata-kata ”Dia sudah datang”. Keluarlah kata-kata doa dan penggangungan dari dalam batinnya.
”Tuan ku, Yeshua Ha Mashiah-ku, Engkau adalah Orang yang di muliakan Israel, dan Engkau adalah sesungguhnya Orang yang telah memperdamaikan umat-Mu kepada Elohim. Mulai hari ini saya akan melayani Engkau apapun harganya.”
Tidak lagi berkonsultasi dengang daging dan darah [atau dengan manusia], Cohn memulai memproklamirkan kepada semua teman-temannya dan yang menyertainya bahwa menolak Yesus sebagai Ha Mashiah sejati Israel, orang-orang Yahudi tidaklah mendapatkan damai dengan Elohim sampai mereka menerima Dia.
Reaksi pertama mereka menganggap ”Rabbi Chon mentalnya telah ngaco” karena lama berpisah dengan keluarganya. Namun karena ia bersikeras dengan pendapatnya ini, ia dianggap pengganggu dan mulai menganiaya dia dengan buruk bahkan beberapa berpikir untuk menyingkirkan dari dari orang-orang hidup.
Murtad!
Mereka mengirim surat keistinya di Hungaria sebagai orang murtad. Sebagai hasilnya pembicaraan suami istri ini terputus sema sekali. Komunitas Yahudi di New York semakin panas, dan tidak aman untuk Cohn, sekalipun hamba YAHWEH yang telah memberikan Perjanjian Baru kepadanya coba memberikan tempat berlindung itu tidak membantu banyak. Secara rahasia ia dikirim ke Scotlandia.
Di Edinburgh, mendekati hari-hari baptisannya kembali ia diperhadapkan kepada dua pilihan: secara rohani itu merupakan pengakuan imannya yang terbuka di dalam Ha Mashiah, lawannya, secara daging ia didalam bahaya kehilangan semua yang dikasihinya –istri, anak-anak, teman, posisi, keberadaan; dalam kenyataa, segala sesuatu.
Paginya pada hari pembaptisan, saat ia sampai di gereja, ia merasakan suatu kekuatan dan sukacita yang luar biasa. Dikemudian hari ia tahu, bahwa itu adalah hasil dari doa-doa teman-temannya.
Kembali ke USA
Pada musim gugur 1893, ia kembali ke New York, kali ini dengan keluarganya yang telah juga percaya bahwa Yesus adalah Ha Mashiah. Ia memulai pelayanannya Injilnya di Brownsville; tidak mudah – komunitas Yahudi tetap membencinya dan sementara gereja-gereja lambat di dalam membantu pelayanannya. Sewa gedung pertemuan, anak-anak yang harus sekolah merupakan hari-hari yang memilukan hati, tetapi Cohn terus berjalan dan mempercayakan dirinya dan keluarganya kepada Elohim, siapa yang telah memanggil dia keluar dari kegelapan kedalam terang-Nya yang indah.
Aniaya bagian dari kehidupannya, namun juga penghiburan cukup baginya, beberapa orang Yahudi dimenangkan bagi Yeshua. Tahun 1930 ketika serangan-serangan yang serius menimpa hidupnya, Wheaton College Illinois, sebuah institut pendidikan Kristen memberikan dia suatu gelar kehormatan Doctor of Divinity (DD).
Tentara Messias
Dr. Leopold Cohn meninggal dunia pada 19 Desember 1937. Pelayanan penguburannya di dilakukan pada Gereja Marcy Avenue Baptist Brooklyn, New York. Penguburannya menarik banyak pengunjung dari teman-teman dan orang-orang yang menghormatinya, baik dari kalangan Yahudi maupun pihak Kristiani.
Diterjemahakan dari Rabbi Leopold Cohn, D.D. ; Rabbis who believed in Jesus
Hak cipta dari artikel ini dimiliki oleh penjalabaja.wordpress.com. Artikel ini boleh diperbanyak dengan syarat alamat blog disertakan dengan lengkap dan bukan untuk tujuan komersial. Persiapkan Jalan Bagi Raja
08/03/2009
Kategori: Berjumpa Yeshua . Tag:Kristiani, Rabbi Leopold Cohn, Rabbi Yahudi lahir baru, Yudaism . Penulis: Penjala Baja . Comments: Tinggalkan komentar
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.