Kata pengantar dari penterjemah. Dale Hurd, wartawan senior CBN, mewawancarai Pendeta Annahita Parsan, wanita Iran. Terbit tanggal 3 Januari 2019. Di bawah ini terjemahan lengkap dalam bahasa Indonesianya. Suatu kesaksian perjalanan hidup wanita yang sangat memilukan hati, namun Annahita dan juga putrinya mengakui bahwa Elohim menyertai, bahkan mengasihi, mereka sejak awal, sekalipun mereka saat itu belum mengenai Yeshua sebagai Adonai (Tuhan) dan Juruselamat mereka. Dale berkata, pendeta wanita Iran telah membawa lebih seribu ex-Muslim kepada Ha Mashiah (Kristus). Elohim Yang Mahatinggi, bukan saja perduli dengan orang-orang yang seperti Annahita Parsan di bumi ini, lebih lagi Dia bisa mengangkap mereka menjadi anak-anak-Nya dan menjadi berkat besar bagi banyak orang. Video wawancaranya bisa dilihat pada sumber aslinya: ‘The Stuff of Movies’: A Battered Wife’s Journey from Islam to Christian Pastor
Stockholm – Tidak seorang pun akanlah pernah berpikir bahwa seorang wanita Muslim di Iran yang hanya ingin mencoba untuk tetap hidup dalam sebuah pernikahan yang kasar di Iran kelak akan memimpin dua buah Gereja di Swedia, membawa lebih dari seribut ex-Muslim kepada Ha Mashiah, dan ada diundang untuk berbicara di hadapan Ratu Swedia.
Hidup dalam kegelapan di Negara Islam Iran
Sebagai seorang wanita dalam sebuah budaya Islam, Annahita Parsan, tidaklah memiliki kuasa dan tidak bernilai. Harapan dia satu-satunya adalah berharap suatu hari kelah menemukan seorang suami yang baik, dan ia mendapatkannya. Tetapi suaminya mati mendadak dalam sebuah kecelakaan, dan ia menemukan dirinya terjebak dalam sebuah pernikahan kedua yang sangat kasar, ia berharap untuk mati.
Dia bercerita kepada kami selama masa perlakuan buruk atas dirinya, “Saya tidak tahu apapun. Itu gelap, sungguh sebuah kehidupan yang buruk.”
Meskipun ia telah menulis tentang perlakuan buruk tersebut dalam bukunya, Stranger No More, Parsan tidak suka membicarakan hal itu sekarang: “Itu bukanlah hal yang mudah untuk dibicarakan.”
Dipukuli dengan sekop dan terdorong untuk bunuh diri
Parsan mengakui ada dipukuli dengan sebuah skop oleh pria tersebut yang kemudian menjadi suaminya. Sebagai seorang isteri yang babak belur, dengan memar-memar dan bilur-bilur di seluruh tubuhnya, Parsan tepatnya telah mencoba untuk menghabiskan hidupnya sendiri dengan obat-obatan, namun ia berhasil tetap hidup.
Roksana, putrinya, ingat benar bagaimana ketika ayahnya mengancam untuk memotong lehernya meskipun ia masih kanak-kanak.
“Kami hanya menginginkan tambahan biskuit-biskuit [buatan ibu]. Sungguh normal, kami berlari dan berkata, ’biskuit lagi! Biskuit lagi!’ Dan ia datang dengan sebuah pisau, meletakkan itu pada tenggorokkanku dan ia berkata: ‘minta biskuit lagi!’”
Tentang ibunya, Roksana berkata, “Ia hanya berusaha untuk hidup bagi kami, hanya untuk hidup membuat sebuah kehidupan yang lebih baik bagi kami. Mungkin itulah yang Elohim telah tanam dalam dia sehingga ia mempunyai sesuatu untuk perpegang.”
Baca juga:
- Gulshan Fatima; Kerudung Yang Terkoyak. Bg. 1
- Isik wanita dari Turki: “Saya telah siap menjadi pembom bunuh diri!”
- Kesaksian Shania Gabo wanita Somalia berjumpa Yeshua Ha Mashiah
Melarikan diri dari Iran hanya untuk masuk ke penjara Turki, kemudian kepada Iman dalam Ha Mashiah
Perjalanan Annahita Parsan kepada Ha Mashiah dan menyeberangi dua benua adalah suatu yang menyertai dari film-film Hollywood, satu diantaranya akanlah termasuk sejumlah memar-memar dengan kematian.
Annahita, suaminya dan kedua anaknya melarikan diri dari Iran melalui gunung-gunung ke Turki di tahun 1984, dimana ia dan Roksana menghadapi bahaya yang lebih besar, sebelum tiba di sebuah penjara Turki. Akhirnya mereka sampai ke Denmark, dimana ia menceraikan suminya yang masih tetap menganiaya, dan juga pertama kalinya mendengar pesan Injil. Kemudian ia pindah ke Swedia dimana ia dan dua anaknya berjalan masuk ke sebuah gereja dan berdoa, “Kami orang-orang Kristen, sejak sekarang.”
Perjalanan indahnya: menjadi seorang pendeta di Swedia
Annahita memasuki dunia pelayanan dan telah memimpin lebih dari 1500 Muslim kepada Ha Mashiah. Ia memimpin dua Gereja dan melatih gereja-gereja lainnya bagaimana menjangkau dan memuridkan para orang Kristen yang berlatar belakang Muslim. Para bekas Muslim yang haus akan ’Elohim yang mengasihi’ mengisi gerejanya setiap Minggu. Parsan percaya bahwa ini telah dinubuatkan dalam kitab Yeremiah bab 49 ayat 29
Tetapi dikemudian hari Aku akan memulihkan keadaan Elam, demikanlah firman YAHWEH. (mengakhiri pemenjaraan Elam)
“Itu tentang Elam dan Elam adalah orang Persia!” Parsan berkata, “Ketika saya membaca itu saya tahu bahwa itu adalalah tentang kami. Itu tentang kehidupan mereka semua dan itu ajaib. Elohim telah berkata kepada Yeremia pada waktu itu, dan itu sedang berlangsung sekarang ini!”
Tetapi imigran Muslim juga telah membuat Swedia sebagai rumah bagi para radikal yang berbahaya, dan Parsan bercerita kepada kami bahwa ia telah menerima ancaman-ancaman kematian dan hidup dengan pengetahuan bahwa ia dapatlah ada terbunuh.
Parsan berkata tentang Swedia “… adalah sebuah negara yang bebas, namun juga berbahaya.” Ia berkata kadang-kadang ia terpikir jika ia akan ada terbunuh oleh para Islamist di Swedia.
Sebagai seorang wanita muda, hidup ini yang nampaknya seperti keberadaan yang tanpa harapan di Iran, Annahita Parsan melihat tanpa rencana dan tanpa tujuan dalam pernikahannya yang keras tersebut, hanyalah ada kekerasaan yang acak. Tetapi Elohim sesungguhnay memiliki rencana.
“Elohim mengasihi kami dan Dia ada dalam kehidupanku dari sejak awal,” Parsan berkata.
“Kadang-kadang [ketika ia mengingat pada kehidupanya yang lalu] saya berpikir, wow, itu adalah indah.”
Hak cipta dari artikel ini dimiliki oleh penjalabaja.wordpress.com. Artikel ini boleh diperbanyak dengan syarat alamat blog disertakan dengan lengkap dan bukan untuk tujuan komersial. Penjala Baja (Persiapkan Jalan Bagi Raja)
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.